Rabu, 13 Februari 2019

Cinta


Kutitipkan rindu pada angin, melepas lelah sejenak oleh karena rasa. Masih terkenang manis yang mungkin tak pudar oleh waktu, meski pernah kau gores luka hingga menjadi pahit namun, sirna oleh karena satu kata "sayang" yang masih tergegam erat meski kau telah melayang, terbang, jauh.

Kupikirku masa lalu telah tenggelam oleh masa kini ternyata ia timbul-tenggelam dengan bayang bayang gombalan manis yang sering kau ucap dulu, tersadar kini,
Kau memang beranjak dari mata, namun masih tinggal di hati. Walau sudah permisi dan berpamit, tetap saja kau yang terrindukan pulang ke lubuk hati.

Adakah yang lebih manis dari cinta?
Dan lebih panas dari cemburu?
Tidak, soal rasa hati tak pernah berdusta meski lidah berkata kata. Pikiran boleh menerka-nerka, hati telah punya jawaban pasti. Waktunya cinta telah tiba, ini lebih rumit dari rumus matematika atau fisika
Bahkan cinta lebih indah dari sajak yang tertulis dan rasa lebih manis dari madu,
Kini cinta menjadi ambigu, tapi kaulah empunya jawaban dengan versimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wahai jiwa...  Mendekatlah pada yang Maha Esa Jangan ikuti jejak yang akan binasa Waktu itu bagai uap Mudah lenyap sekedip saja Jika teringa...