Jumat, 19 Maret 2021

Wahai jiwa... 
Mendekatlah pada yang Maha Esa
Jangan ikuti jejak yang akan binasa
Waktu itu bagai uap
Mudah lenyap sekedip saja
Jika teringat rumah, 
Pulang lah
Jika tersesat jalan pulang, 
Mencari lah... 
Asal jangan berhenti
Apalagi berbalik
Rumah juga rindu padamu

Senin, 08 Maret 2021

Hari Jadi


Tak terasa tahun-tahun berlalu begitu cepat
Meninggalkan jejak dan cerita diantara sela-sela bulan
Dan kini telah tiba waktu mengingatkanmu kembali, 
Akan hari pertama engkau menangis

Mungkin tak ada hadiah yang indah dariku
Namun selalu ada doa dan harapan untukmu
Kiranya sehat selalu dan panjang umur
tetap kuat melewati hari-harimu yang mungkin tak mudah

Semoga mimpi dan harapanmu tercapai
Dan keberuntungan selalu mengikutimu
Terlebih lagi, semoga perjalanan cintamu berakhir indah
dan kau menikmati hari yang penuh bahagia

Selamat hari jadi... 

Puisi ini diciptakan special untuk sahabat setiaku dalam suka dan duga🤗🤗


Kamis, 03 Desember 2020

Mengapa benci pada diri sendiri?
Bukankah lebih baik berpeluk mesra
Mengapa marah pada diri sendiri?
Bukankah lebih baik mengerti dan memaafkan
Mengapa terus menyalahkan diri sendiri?
Bukankah ia peribadi utama dimuka bumi yang kau andalkan

Bila merasa seolah hidup adalah kesialan
Dan takdir adalah kesengsaraan,
Syukuri lah dengan cara yang manis,
Setidaknya masih diberi mata untuk dapat melihat keindahan alam yang tiada duanya
Setidaknya masih diberi lidah untuk mengecap manisnya madu, dan asinnya garam

Kisah akan berhenti, jika kau memilih berhenti
Kisah akan berdusta, jika kau memilih berdusta,
Kisah akan pahit, jika kau memilih pahit,
Kisah akan manis, jika kau memilih manis,
Kisah akan indah, jika kau mengukir menjadi indah,

Kembali pada diri sendiri, dalam pelukan cinta hingga benih tumbuh menjadi keutuhan yang teguh,
biarlah lidah liar itu berkata kata semaunya
Biarlah pikirannya melayang-layang kesana-kemar
Karena begitu lah cara semesta hidup

Sabtu, 29 Agustus 2020

Mengapa kau berubah? 
Mengapa kau telah berbeda? 
Jika cinta tak kekal abadi, mengapa melukisnya indah, mengapa bercerita bahagia
Yang akhirnya kau sendiri tak mampu menggenggamnya? 
Mengapa kemarin kau bagai kilat akan pintaku, bagai mentari bagi hariku, bagai rembulan bagi malam ku, bagai air dalam amarahku, bagai sutra akan kasar ku
Mengapa berubah? 
Atau aku terlalu naif mengartikan cinta
Atau aku terjebak dalam harapan cinta yang semestinya harus berwujud
Yang pada ujungnya manis-manis didepan dan pahit-pahit dibelakang

Selasa, 25 Agustus 2020

Usia termakan waktu
Jejak terhapus tiupan angin
Namun hingga kini masih menjadi ambigu
Walau sudah menghabiskan waktu
Tak berakar, tak bercabang, apalagi berbuah
Ironisnya masih menjadi mahluk yang hidup

Menoleh kiri terkagum akan kejayaan orang
Menolah kanan takjub kemegahan mereka, 
Duduk di singgahsana dan bertahta bak raja
Tak merasa panas trik, dan dinginnya salju

Ingin berteriak pada diri, jangan iri atau merasa gundah
Hayat masih dikandung badan, meski "dipanggil" tak ada yang tahu
Melangkah lah dengan iman, berlari dalam pengharapan, dan mencapai oleh kemurahan ilahi

Peluk diri dengan erat, mempercayainya dengan tulus, 
Tak perlu menimbang atau menakar mesti sama seperti kawanan disana
Menjadi utuh lebih bermakna menjalani hidup




Senin, 24 Agustus 2020

Begitu manis nan elok rupawan, 
Menyapa dan senyum dengan penuh asmara
Tatapan mata penuh dengan makna
Akhirnya ungkapan rasa terucap
Yang katanya dari lubuk hati terdalam, 

Menjalin cinta penuh tawa, 
Inginkan mu, bersamamu, dan tak ingin terpisah kan untuk selamanya sekali pun maut menghampiri, katanya

Terhanyut dalam rayuan belaka,
Terbuai buai dari setiap bait baitnya
Seolah, langit terbuka menujukan kemegahannya, 
Huwaaaahhhhh..gumam si manis
kini berasa ialah mahkluk terbahagia, 
Memiliki sang kekasih

Waktu pun berputar meski melamban
Kini rasa tak semanis dan seindah dahulu
Merubah kisah yang tak lagi hanya canda tawa, tapi amarah, tangis dan pilu menghampiri Tahtanya, 

Cinta menjelma menjadi benci
Rasa mujur sebab memiliki nya berubah penyesalan yang teramat dalam karenanya
Akhirnya berjalan pada dunia yang berbeda

Begitulah kisah dalam perjalanan  cinta,
Andai mampu memporsikan kasih
Andai mampu mengendalikan hasrat
Sudah pasti tak merasakan sesakit ini 




Jumat, 21 Agustus 2020

Didalam hati didalam diam
Berperan palsu bahwa tak merindu
Tak ingin melihat, tak ingin mendengar
Tentang kau yang berada disana

Walau... 
Satu hari saja, terasa begitu berat seolah
Telah seabad pula kita menjauh, membisu
Bila lukisan saja butuh waktu untuk memudar
Apalagi rasa ini, yang sudah mengendap

Jikalau engkau adalah mentari, 
Biarlah aku menjadi bumi, walau berjarak
Setidaknya mereka bersama dan bertemu
Mengisi putaran waktu, melahirkan hari demi hari

Namun, 
Angan n kenangan
Merela dan ikhlas, 
Seperti utara dan selatan
Keduanya tak pernah bertemu apalagi bersatu

Begitu lah cinta yang harus menghilangkan
Menghapus jejak jejak langkah, 
Menghalau bayangan bayangan 
Dan izinkan waktu melahap kisah lampau
Mengkikis rasa demi rasa

Dan kita hidup kembali dalam bumi yang baru, 
Tanpa luka diantara kita, 


Wahai jiwa...  Mendekatlah pada yang Maha Esa Jangan ikuti jejak yang akan binasa Waktu itu bagai uap Mudah lenyap sekedip saja Jika teringa...