Mengapa kau telah berbeda?
Jika cinta tak kekal abadi, mengapa melukisnya indah, mengapa bercerita bahagia
Yang akhirnya kau sendiri tak mampu menggenggamnya?
Mengapa kemarin kau bagai kilat akan pintaku, bagai mentari bagi hariku, bagai rembulan bagi malam ku, bagai air dalam amarahku, bagai sutra akan kasar ku
Mengapa berubah?
Atau aku terlalu naif mengartikan cinta
Atau aku terjebak dalam harapan cinta yang semestinya harus berwujud
Yang pada ujungnya manis-manis didepan dan pahit-pahit dibelakang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar